PENANDA, PETANDA DAN REALITAS

Penanda, Petanda, dan Realitas. Jika di ambil contoh dari suatu perjalan saya dalam hidup ini, ketika saya memulai suatu perjalanan, dari tempat satu, ke tempat yang lainnya, mungkin dari pengalaman itu bisa menjadi sebuah contoh, untuk bisa digunakan kedalam sebuah penanda, petanda, dan realitas.

Saya ambil contoh, dalam pengalaman hidup saya, ketika saya ingin bersilaturahmi, dan sekaligus merayakan telah berakhirnya ujian akhir semester, di beberapa semester yang lalu, dengan tujuan untuk memper-erat ikatan pertemanan, dan sebagai bentuk liburan yang mungkin menyenangkan, kami memutuskan untuk berliburan ke sebuah villa di suatu puncak di daerah Jawa Barat.

Dari pengalamaan di atas, dapat memiliki sebuah penanda, petanda dan realitas. Petandanya adalah semua rekan-rekan kelas, memiliki suatu tujuan untuk bisa berkumpul di suatu tempat dengan waktu dan kesempatan bersama-sama. Petandanya adalah semua rekan-rekan setuju bahwa semua anggota kelas, yang memiliki waktu luang, dan kesempatan pada waktu yang telah di jadwalkan, akan melaksanakan acara bersama-sama yaitu menuju ke villa di puncak daerah Jawa Barat. Realitasnya adalah rekan-rekan memiliki tujuan yang tidak lain adalah pergi ke puncak untuk bisa bersilaturahmi dan berkiburan bersama-sama dangan seluruh anggota kelas.

Kemudian pengalaman saya berlanjut, saya berserta rekan-rekan kelas, mulai saling berdiskusi untuk segera mempersiapkan perlengkapan-perlengkapam yang dibutuhkan untuk melancarkan kegiatan silaturahmi dan segaligus liburan, yang akan diselenggarakan keesokan harinya.

Dari kelanjutan pengalaman perjalanan di atas, Penandanya adalah rekan-rekan kelas memiliki rencana untuk segera bersiap-siap untuk menyiapkan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan. Petandanya adalah rekan-rekan kelas memulai berdiskusi, mengenai perihal untuk kesiapan dan kesediaan untuk acara. Realitasnya adalah rekan-rekan kelas diharapkan memiliki kelengkap-kelengkapan yang di butuhkan untuk acara yang akan diselenggarakan keesokan harinya, yang bertujuan untuk bisa melancarkan kegiatan silaturahmi dan segaligus liburan, yang akan diselenggarakan keesokan harinya.

Kemudian esok harinya pun telah tiba, semua perlengkapan-perlengkapan sudah selesai disiapkan, saya pun menyiapkan kendaraan saya, mengecek kestabilan kendaraan saya, untuk bisa memuluskan dalam perjalanan saya bersilaturahmi bersama rekan-rekan kelas saya.

Dari kelanjutan pengalaman perjalanan di atas, Penandanya adalah saya memiliki perasaan yang mengharuskan saya untuk mengecek, dan menyiapkan kendaraan saya. Petandanya adalah saya mengecek kestabilan kendaraan yang akan saya kendarai. Realitasnya adalah untuk memuluskan perjalanan saya bersilaturahmi bersama rekan-rekan kelas saya.

Setelah saya siap membawa semua perlengkapan-perlengkapan yang telah dibutukan, kemudian kendaraan yang sudah dicek kesiapan serta kestabilannya untuk berkendaran pada hari itu juga. Setelah semua perlengkapan-perlengkapan telash terpenuhi, sayapun pamit kepada orang tua saya, sembari mengecup tangannya, dan meminta agar kedua orang tua saya memberikan saya do’a yang baik-baik kepada Allah, agar saya dapat sampai tujuan dan kembali ke rumah, dengan keadaan sehat, selamat, dan aman. Kemudian sayapun memulai perjalanan saya untuk bertemu rekan-rekan kelas, berkendara dengan penuh semangat, dan kegembiraan.

Dari kelanjutan pengalaman perjalanan di atas, Penandanya adalah saya harus selamat dan aman hingga sampai tujuan. Penandanya adalah saya mengecek kestabilan kendaraan, dan meminda do’a dari kedua orang tua. Realitasnya adalah saya merasa aman dalam berkendara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latar belakang seorang Pandji Pragiwaksono

Batik Mega Mendung Sebagai Warisan Budaya Cirebon